Indonesia perangi jihadis online

Indonesia mengatakan mereka sedang berupaya untuk mengendalikan para ekstrimis yang menggunakan jaringan media sosial populer, seperti Twitter dan Facebook untuk menyebarkan panggilan militan untuk jihad.
  • Kapolda Sulawesi Tengah Ari Dono Sukmanto (foto) mengatakan pihaknya dan kepolisian Sulawesi Selatan sedang mencari orang yang bertanggung jawab dalam memanggil warga Indonesia dan Malaysia untuk jihad melalui Facebook pada awal Januari. [Dio Pratama/Khabar] Kapolda Sulawesi Tengah Ari Dono Sukmanto (foto) mengatakan pihaknya dan kepolisian Sulawesi Selatan sedang mencari orang yang bertanggung jawab dalam memanggil warga Indonesia dan Malaysia untuk jihad melalui Facebook pada awal Januari. [Dio Pratama/Khabar]

Satu pesan jihad yangdiposting di Facebook dan YouTube bulan ini menarik perhatian pihak berwenang Indonesia. Kepolisian sedang mencari penulisnya yang diidentifikasi sebagai Fata At Tamimi.

Dalam pesannya, Fata menggambarkan dirinya sebagai komandan militer Kekhalifahan Melayu Islam baru, dan menghimbau para anggota untuk ”membentuk Tentara Perang Jihad secara rahasia”. Menurut halaman Facebook-nya, penulis ini berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, tetapi tinggal di Kuala Lumpur.

“Postingan ini pasti merupakan tindakan orang tidak bertanggung jawab yang sengaja ingin menghancurkan pemahaman umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya terkait dengan jihad," kata Kapolda Sulawesi Tengah Ari Dono Sukmanto kepada Khabar Southeast Asia.
“Orang yang memposting seruan ini harus diadili,” tambah Kapolres. ”Isi postingnya mengarahkan umat Islam ke terorisme.”

Polda Sulawesi Tengah sedang bekerja sama dengan Polda Sulawesi Selatan untuk mencari orang yang membuat postingan itu dan jika perlu, menurut Ari Dono, pihaknya akan melibatkan pemerintah Malaysia dalam penyelidikan.

Sementara itu, pemerintah pusat terus memonitor aktivitas media sosial dan akan memblokir situs-situs yang menimbulkan ancaman jenis apa pun, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring kepada Khabar.

Dalam beberapa tahun terakhir, kementeriannya sudah berupaya untuk memblokir lebih dari 500 situs web yang kemungkinan terkait dengan teroris yang memicu perekrutan jihad dan menyebarkan petunjuk pembuatan bom, katanya.
“Saya mendorong siapa saja yang memiliki pengetahuan tentang situs berbahaya: tolong beritahu kami agar tim kami dapat memeriksanya,” tambah Tifatul.

Respon dari Makassar
Pesan Fata memprovokasi reaksi keras di Makassar.
“Postingan itu menyesatkan ajaran Islam, dan bisa menghancurkan umat Islam di dunia. Tentu saja, saya tidak setuju dengan hal ini karena posting itu menyerukan jihad untuk membunuh orang lain. Hal ini jelas dilarang oleh Islam,” kata Iksan Muhsen, seorang mahasiswa Universitas Negeri Makassar.

“Panggilan untuk jihad tidak boleh dilakukan untuk melakukan perang atau membunuh manusia lain. Jihad bermaksud untuk menyampaikan ajaran Islam yang baik," tambahnya.
Orang-orang lainnya mengatakan bahwa sebagian besar umat Islam di Makassar damai dan toleran.
“Saya seorang Muslim yang taat, dan saya merasa terhina ketika melihat postingan itu. Orang ini menggunakan Makassar sebagai kota kelahirannya, tetapi merekrut Muslim di sini untuk membunuh orang lain... Ini sungguh suatu penghinaan bagi kami,” kata warga setempat, Ahkmadi Sukardi.

Makna sejati jihad
Di Palu, Sulawesi Tengah, ulama Kadang Kareba mengatakan bahwa seruan Fata At Tamimi untuk membentuk pasukan rahasia demi memperjuangkan jihad, memutarbalikkan makna kata jihad yang sebenarnya.

“Jihad” adalah tentang mematuhi firman Allah, bahwa pelaksanaan Islam sesuai dengan isi Al-Qur'an, kata Kadang.

“Penting bahwa kita tidak mudah dipengaruhi oleh mereka. Mereka adalah musuh Islam dan ingin umat Islam untuk menerapkan Islam sesuai dengan keinginan mereka,” katanya tentang para ekstrimis. ”Islam menghormati hak-hak setiap kehidupan manusia.”
Previous
Next Post »