Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun
kemaksiatan (terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu’mil ma’shiyyah)
karangan Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq, Jakarta.
1.
Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata, ”Orang
beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut
gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa)
dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2.
Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah.
Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa
ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang
melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan
membinasakannya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan)
3.
Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Semua
umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk
mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari
kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya,
ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan
demikian’. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada
pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Taubat
nasuha yang tulus
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Allah
lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di
antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus.
Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat
makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan
tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat
ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu
ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,
‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena
sangat bergembira”. (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat
Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, ”Sebaik-baik
kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.”
ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada
Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab,
‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia
menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi
yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya
secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7.
Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a.
Ketika melakukan dosa
b.
Setelah melakukan ketaatan
c.
Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d.
Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada
Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali).
8.
Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah
(berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak
melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemksiatan
tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi
dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa
dan tidak berguna.
9.
Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan
iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus
keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR.
Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih))
10.
Merealisasikan tauhid
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,
”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang
melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku
tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu
keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku
sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat
kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang
kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari.
Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku
dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR.
Muslim dan Ahmad)
11.
Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a.
Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih
b.
Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka, walaupun ia
tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal
c.
Manusia itu ada 3 golongan
i.
Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari
kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
ii.
Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa
dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharapa suatu hari dapat
berpisah dari kemaksiatan tersebut.
iii.
Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena
kehilangan hal itu.
d.
Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik
dari persahabatan yang baik
e.
Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik
12.
Jangan tinggalkan da’wah
Said bin Jubair berkata, ”Sekiranya sesorang tidak boleh
menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam
dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada
kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.” Imam malik berkomentar, ”Ia benar.
Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).”
13.
Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada
para shahabat bahwasanya seseorang berkata, ”Demi Allah, Allah tidak akan
mengampuni si fulan.” Allah swt berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku
bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya
dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim)
ConversionConversion EmoticonEmoticon