Kesalahan Penulisan Bahasa Indonesia Yang dianggap Sepele


“Aku tadi di jemput sama pacarmu. Dia nungguin aku didepan rumah lama banget. Terus kami pun pergi kedufan. Seruuu deh!”
Kalo baca kalimat di atas, kamu ngerasa ada yang salah nggak? Bukan.. Bukan isinya, tapi fokuslah ke penulisannya. Iya, ada banyak kesalahan penulisan di kalimat-kalimat di atas. Kalo kamu ngerasa nggak ada yang salah, maka kamu harus baca fakta-fakta di bawah ini!

Di dan Di-
Yak, ada yang manggil? Oh, oke, ternyata bukan penulis yang dimaksud.  Awalan di ini sering jadi korban. “Di” sebagai preposisi atau kata depan (seringnya untuk keterangan tempat)harusnya ditulis terpisah. Sementara kalau di- sebagai awalan, disambung sama kata kerjanya. Contohnya gini...

“Di sana menu yang direkomendasikan itu sate ayamnya. Cobain, yuk!”

“Sana” sebagai keterangan tempat nggak boleh bersatu dengan ‘di’. Sementara ‘rekomendasi’ berubah jadi kata kerja pasif karena udah ditempel sama imbuhan di- dan -kan.

Ini juga salah, nih. Udah tahu kan, kesalahannya?

Ada juga nih imbuhan di- yang diikuti sama istilah asing. Untuk yang satu ini, harus ada pemisah berupa tanda (-). Misalnya... “Laptop gue rusak nih, harus di-restart terus.”

Ke-
Ini juga penggunaannya mirip sama di. Kalau sebagai preposisi, harus dipisah. Tapi yang ini rata-rata jarang pada salah sih. Selain untuk nunjukin tempat, ke- berfungsi untuk membentuk kata bilangan, kumpulan, tingkat, dan kata benda, jadi harus digabung. Misalnya kekasih dan kedua. Harus digabung. Asal jangan sampai ketahuan aja punya dua kekasih.


Ke - an
Imbuhan ini fungsinya membentuk kata benda, kata sifat, dan kata kerja pasif. Maknanya bisa macem-macem. Misalnya dalam ‘kedutaan’ maknya menyatakan nama tempat. Biasanya yang sering salah tulis itu begitu kata yang tadinya ditulis terpisah, ditambah imbuhan awal ke- dan imbuhan akhir –an.  Misalnya tenaga kerja. Terpisah, kan? Sekarang di tambah ke- dan -an. Harus digabung penulisannya jadi ketenagakerjaan bukan ketenaga kerjaan. Gitu.


Me-N
Kalau diikuti kata kerja, otomatis menjadikan kata kerja itu berbentuk kata kerja aktif. Selain itu imbuhan ini punya beberapa makna. Bisa jadi tindakan, melakukan perbuatan dengan alat, membuat kesan, dan menjadi atau dalam keadaan. Imbuhan ini udah kayak bunglon, bisa berubah bentuk tergantung huruf awal dari kata dasar yang ngikutin di belakangnya. Bisa tetep me-, bisa berubah jadi meny-, meng-, dan mem-. Mungkin nanti bakal Nyunyu bahas lebih lengkap di edisi berikutnya.

Yang sering salah tulis adalah ‘ubah’ yang dikasih awalan me-. Harusnya jadi mengubah, bukan merubah. Terus ‘tampar’ ditambah me- itu harusnya menampar, bukan menggampar. Tapi nggak baik yah saling menampar. Cukup kenyataan aja yang menampar kita.


Kapitalisasi
Selain nama orangnya, panggilan sayang seperti Abang, Neng, Kakak, dan lainnya juga harus ikutan kapital. Misalnya, Mas Burhan dan Neng Anyep. Inget ya.

Nah, kalau sebelumnya kamu pernah melakukan kesalahan serupa, semoga dengan baca artikel ini kamu jadi dapat pencerahan. Dan jangan diulangi lagi kesalahannya. Kalau bisa kasih tau temen-temen juga, supaya semuanya kembali ke jalan yang benar. Sampai jumpa di edisi berikutnya!

Btw, kamu paling sering ngelakuin kesalahan yang mana?

Sumber: Nyunyu
Previous
Next Post »