Beberapa waktu yang lalu saya mendengar istilah baru yang lagi
trending topic di kalangan pelajar, maksudnya adalah murid saya. Mengapa
mereka tertawa saat ada guru
yang ucap cabe-cabean? Tentu guru-guru tidak paham mengenai hal itu.
Setelah ditanyakan ke salah satu murid, terjawab sudah penasaran itu.
Saya akan bahas fenomena cabai-cabaian dan Terong-terongan disini.
Apa Pengertian Cabe-cabean dan Terong-terongan
Cabe-cabean adalah panggilan untuk remaja putri yang senang keluar malam hari dan suka melihat balapan motor liar. Sedangkan Terong-terongan
adalah panggilan untuk remaja pria yang senang dengan kehidupan malam,
suka bertengkar dan menghisap barang-barang yang tidak baik. Usia mereka
rata-rata sama, kisaran masih SMP dan SMA.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan
fenomena terong-terongan ini muncul ke permukaan. Paling tidak terdapat
tiga faktor utama yang memiliki faktor terpenting dalam fenomena ini.
Faktor pertama cabe-cabean adalah faktor
media. Seperti yang kita tahu bahwasannya media massa sekarang ini
menjadi faktor utama dalam mempengaruhi masyarakat. Tayangan yang ada
dalam TV tersebut mampu mengubah pola pikir remaja. Gaya hidup yang ada
di sinetron hingga drama import entah dari Korea atau kehidupan barat
mudah sekali dicontoh para remaja cabe-cabean.
Faktor kedua cabe-cabean adalah faktor
keluarga. Para remaja memang mengenyam bangku sekolah. Namun, mereka
belajar di sekolah hanya beberapa jam saja. Waktu mereka sebagian besar
ada di rumah dan lingkungannya. Jadi, faktor keluarga juga sangat
berpengaruh terhadap fenomena terong-terongan ini. Orang tua harus aktif
dalam mengawasi putra putrinya dan tidak boleh lepas begitu saja.
Kebutuhan seorang anak tidak hanya sekedar materi namun juga kasih
sayang dan perhatian.
Faktor ketiga cabe-cabean adalah faktor lingkungan. Lingkungan terdekat dari remaja adalah sekolah dan teman-teman bergaulnya.
Apa Pengertian Cabe-cabean dan Terong-terongan
Bagaimana cara mengatasi
dan apa solusi untuk mengatasi fenomena cabai-cabaian dan
terong-terongan ini? Banyak peran yang bisa kita lakukan dan kita bisa
mulai bergerak dari sekarang.
Solusi pertama adalah peran keluarga.
Lingkungan paling dekat dengan anak adalah keluarga. Pendidikan awal
yang di dapat remaja adalah dimulai dari keluarga. Penanaman nilai agama
juga dimulai dari keluarga. Anak-anak disadarkan bahwa dia diciptakan
di dunia ini dengan tujuan khusus, yakni taqwa. Orang tua menjadi
teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Solusi kedua adalah lingkungan.
Lingkungan setelah keluarga yang perlu mendapat pengawasan adalah
masyarakat. Masyrakat tentu harus ikut menjaga lingkungan yang kondusif.
Sikap saling toleransi harus dijaga. Tindakkan amar ma’ruf nahyi
mungkar tak boleh disepelekan.
Solusi ketiga, peran negara. Dimulai
dari mengeluarkan kebijakan dan regulasi mengenai tayangan-tayangan yang
ada, siaran media, lingkungan, pendidikan dan lain-lain.
Sumber: Pakiswah.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon