- Seorang
gadis Rohingya yang baru berusia 16 tahun mengungkap kepada Kantor
Berita Turki, Anadolu Agency (AA), bahwa dia diperkosa oleh sekelompok
polisi dan warga Rakhine setempat. AA menulis pemerkosaan terjadi usai
pembantaian etnis yang dilakukan di Desa Du Chee Yar Tan, negara bagian
Rakhine, Myanmar.
Sumber AA menyebutkan, setidaknya 50
orang tewas bulan lalu ketika sekelompok oknum dari ekstremis Buddha
setempat yang didukung oleh polisi, mengamuk di desa itu. Mereka
membunuh orang tua, perempuan dan anak-anak. Setelah kekerasan, sisi
barat saluran desa dibakar. Sumber menyatakan bahwa polisi terlibat
dalam insiden ini.
Korban meminta AA untuk tidak
menyebutkan namanya. Alasannya, remaja Muslimah itu takut kepada
Otoritas Myanmar setempat. Dia mengatakan, polisi dan Warga Desa Rakhine
mulai menyulut api di barat desa. Setelah beberapa warga Desa Rohingya
mencoba memadamkan api, polisi pun menembaki mereka.
Warga memaksa mereka untuk mengungsi ke
ladang. Dia melarikan diri dengan ibu dan bibinya ketika polisi
menangkapnya dan menempatkannya dalam tahanan. Namun, gadis itu tidak
dibawa ke kantor polisi.
“Polisi membawa saya ke tempat pasar
antara Du Chee Yar Tan dan desa Rakhine Khayae Myuing,” katanya .
“Mereka menempatkan saya di sebuah toko kelontong. Semuanya terkunci, ”
tambahnya.
Pada awalnya, dia mengatakan bahwa
polisi berbicara dengannya dan memintanya meninggalkan Islam. Gadis itu
diminta untuk pindah ke Agama Buddha .
“Aku bilang tidak, saya menolak untuk
murtad,” katanya kepada AA. ” Mereka kemudian memukuli saya. Saya
ditampar, dipukuli dengan tongkat,”kenangnya. Pada titik ini, suaranya
mulai serak. Dia kemudian mulai menangis .
“Saya mengingatnya dengan jelas. Tepat
sebelum fajar, orang Rakhine pertama masuk. Dia memperkosa saya.
Kemudian yang lain datang, satu per satu. Itu empat orang Rakhine, dan
tiga petugas polisi,” ujar korban sambil terisak. “Satu demi satu,”
ulangnya.
Kisah tentang penculikan itu
dikonfirmasi oleh anggota keluarga gadis tersebut. Keluarga saat ini
sedang dalam persembunyian. Keluarganya mengatakan kepada AA, gadis itu
belum pernah melihat dokter atau pergi ke rumah sakit karena takut apa
yang mungkin terjadi pada mereka.
Bibi gadis itu mengatakan bahwa mereka
telah memberinya obat untuk memastikan bahwa dia tidak akan hamil.
Bibinya tak mengetahui apa nama pil itu. Kepada AA, dia hanya saja
mengatakan, mereka membelinya dari apotek darurat lokal. (rol/tas/infoislami)
Thanks InfoIslami
ConversionConversion EmoticonEmoticon