Sejarah Dominasi Orang Garut di Bisnis Pangkas Rambut

1415954305889 Sejarah Dominasi Orang Garut di Bisnis Pangkas Ram large png


Pangkas rambut atau tukang cukur memiliki perjalanan panjang dalam sejarah Indonesia. Tidak semata ekonomi, melainkan juga urusan sosial politik khususnya bagi warga Garut yang dikenal banyak menggeluti bisnis ini.

Kalau kamu tidak percaya coba tanyakan asal tukang cukur langgananmu, kemungkinan terbesar jawabannya adalah Garut. Data terakhir yang dimiliki Paguyubuan Warga asal Garut di Jakarta dan sekitarnya a.k.a Asgar Jaya menunjukan sedikitnya ada 15 ribu pekerja atau pengusaha bidang cukur rambut yang kini menetap di Jakarta.


Lalu apa sebenarnya yang membuat kota asal Aceng Fikri ini begitu produktif menghasilkan pemangkas rambut? Dan bagaiamana mereka bisa mendominasi bisnis ini? Untuk menjawabnya kita perlu melirik sejarah panjang tukang cukur rambut di Indonesia.

Bertahan hidup dengan gunting & pisau cukur
1415954316851 Sejarah Dominasi Orang Garut di Bisnis Pangkas Ram large jpg

Dominasi Asgar (panggilan tukang cukur garut: asal Garut atau asli Garut) ternyata dimulai sejak tahun 1940-an. Tidak jelas bagaimana warga Garut mempelajari seni memotong rambut pria. Namun yang pasti penyebarannya ke berbagai daeran ini bukan semata faktor ekonomi.

Salah satu budayawan Garut, Dede Saefudin menjelaskan penyebab penyebaran warga Garut juga disebabkan oleh pemberontakan DI/TII yang terjadi dalam kurun waktu 1949-1950. Pemberontakan itu mengancam keselamatan banyak warga Garut, terutama laki-laki. Hal tersebut memaksa mereka mengungsi dari kampung halamanya untuk menyelamatkan diri.

Di perantauan, kebanyakan dari mereka datang tanpa membawa uang. Sebagian dari mereka mencoba peruntungan membuka usaha cukur rambut. Alasannya sederhana, pekerjaan ini mereka pilih karena modal yang diperlukan tidaklah banyak. Hanya gunting dan pisau cukur, serta pohon rindang yang menjadi tempat mereka menjalankan usahanya.

Tidak melupakan akarnya
Ternyata langkah ini membawa sukses bagi para pemuda garut yang menyelamatkan diri. Kemudian pesan berantai pun terjadi dari mulut ke mulut antar warga garut khususnya Banyuresmi dan Wanaraja. Akhirnya banyak yang mengikuti jejak ini. Budaya mencukur rambut dan menurunkan profesi ini terus berjalan dari generasi ke generasi.

Bentuk usaha pangkas rambut ini pun berevolusi dari usaha kaki lima di bawah pohon, menjadi kios-kios bahkan beberapa sudah ada yang mengusung format Barbershop. Uniknya ketika sudah sukses biasanya mereka tidak melupakan ‘akarmya’.

Rekan-rekan sesama warga Garut mereka pekerjakan, Sebuah usaha yang awalnya merupakan aksi menyelamatkan dari himpitan sosial berlatar pemberontakan. Telah berubah menjadi penggerak ekonomi daerah asalnya.
Previous
Next Post »